Bagi mahasiswa STIKes Sehati yang sedang menempuh pendidikan di bidang kesehatan, diam pada waktu yang tepat adalah bentuk kecerdasan emosional dan profesionalisme. Di dunia kesehatan, kata-kata memiliki kekuatan, tapi kemampuan untuk diam juga bisa menyelamatkan hubungan, menjaga etika, dan menunjukkan kedewasaan.
Keadaan yang Tepat untuk Diam bagi Mahasiswa STIKes Sehati
-
Saat Berhadapan dengan Pasien yang Sedang Emosional
Terkadang, pasien hanya butuh didengarkan. Diam sambil mendengarkan dengan empati bisa jauh lebih berarti daripada banyak bicara. -
Saat Tidak Tahu Jawaban Medis yang Tepat
Daripada berspekulasi atau memberi informasi yang salah, lebih baik diam dan mencari tahu dahulu kebenarannya. Ini mencerminkan tanggung jawab sebagai calon tenaga kesehatan. -
Saat Menerima Teguran dari Dosen atau Pembimbing Klinik
Diam bukan berarti pasrah, tapi memberi ruang untuk belajar, merenung, dan menerima masukan secara bijak. -
Saat Terjadi Perdebatan Tidak Sehat dengan Teman atau Rekan Praktik
Diam bisa meredam emosi dan mencegah konflik yang lebih besar. Mahasiswa yang bijak tahu kapan harus bicara, dan kapan harus menahan diri demi suasana kerja tim yang harmonis. -
Saat Suasana Praktik Menuntut Fokus dan Ketenangan
Di ruang praktik atau rumah sakit, ketenangan adalah bagian dari profesionalisme. Diam membantu menjaga lingkungan kerja yang kondusif dan terkontrol. -
Saat Merenungkan Tindakan atau Evaluasi Diri
Diam dalam refleksi adalah proses penting untuk tumbuh, memperbaiki kesalahan, dan menjadi pribadi yang lebih siap di masa depan.
"Mahasiswa yang tahu kapan harus diam, adalah mahasiswa yang sedang belajar menjadi tenaga kesehatan yang beretika, berempati, dan profesional."